Sabtu, 24 Oktober 2009

sedulur papat lima pancer

Bismillah.. dst
Kun kata Allah, Fayakun kata Muhammad,
Robbukum kata Jibroil
Ya Jibroil Ya Mikail Ya Isrofil Ya Izroil
Yaiku Sang Ratu Kepyok Sang Ratu Herang putih
Kadulur bathin ka anak bathin kanu opat lima pancer
Ya Allah aku mohon diantar kedulur bathinku ke anak bathinku
yang hidup dalam satu hari satu malam
Wahai dulur bathinku anak bathinku ,
bantulah aku………….
berkat la ilaha illallah muhammadur rasulullah
aku tahu asalmu 204 sambungan
Hu Allah
(dibaca 13x atau 75x setiap hari selama 7 hari berturut2)

MEMINTA BANTUAN SEDULUR PAPAT LIMA PANCER
kakang kawah adi arai-ari
sedulur tuwa papat lima pancer
sing dumunung ana ing awak ingsun
jungkungana laku ingsun
jabang bayine …….(sebutkan nama anda)
bisa kasembadan apa sing ana ati lan pikiran ingsun
yaiku….(sebutkan permintaan anda ex:bisa ketemu kalawan sira sedulur
kabeh)
kanti kalis ing sambekala
padang panjang…. Amin…

Diceritakan Sunan Amangkurat dari Kesultanan Mataram hendak melebur tembaga putih untuk dijadikan sebuah bedil (senjata api). Sunan mengumpulkan para Adipati dan menanyakan pada mereka siapa yang sanggup melebur tembaga putih. Tapi tidak ada seorang pun dari para Adipati yang sanggup. Kemudian Sunan Amangkurat bertapa di Kedaleman mencari petunjuk. Dalam pertapaan beliau mendapat petunjuk bahwa yang akan mampu melebur tembaga itu adalah seseoran Kyai Gandumayak. Kemudian Sususnan menanyakan kepada para Adipati apakah ada yang bernama Kyai Gandumayak. Ki Ngabehi Wiranagga dari Galuh menjawab : Benar Gusti Ada, tepatnya di wilayah Bangkelung.
Setelah mendengar jawaban Ki Ngabehi, Sang Sunan memanggil Kyai Gandumayak dan ditanya kesanggupannya untuk melebur tembaga putih, jika tidak sanggup maka akan dipenggal kepala Kyai itu. Kyai Gandumayak menyanggupi dengan kompensasi ia mendapatkan tanah (wilayah). Sunan mengabulkan permintaan Kyai Gandumayak dengan memberi beberapa tanah dari Wiranangga di Galuh, pangeran Suta Jaya di Gebang, Pangeran Rangga Gempol di Sumedang. Kemudian tembaga putih itu dilebur oleh Gandumayak dan dijadikan bedil dan dinamakan Guntur Geni. Setelah selesai membuat bedil diangkat oleh Sunan Amangkurat menjadi lurah dan diberi gelar Lurah Trenggana yang mempunyai cacah 750 jiwa, serta ditempatkan di Bangkelung, wilayah Galuh dan diberi Surat Piagam. Sususnan Amangkurat membuat pernyataan yang berisi penitipan Lurah Trenggana kepada 3 tumenggung, 4 rangga, dan 5 lurah Wangsa Raja juga kepada Kompeni supaya jangan sekali-sekali diganggu. Pernyataan Sunan Amangkurat dilanjutkan oleh penggantinya yaitu Kangjeng Sunan Dipati Puger. Saya menitipkan Lurah Trenggana kepada 3 tumenggung, 4 rangga, dan 5 Lurah Wangsa Raja, Kapiten Jangkung, dan Kapiten Mayor. Jika terdapat anak cucu Lurah Trenggana di tanah kulon atau dimana-mana jangan diperlakukan sewenang-wenang atau diperkerjakan oleh kompeni karena tidak punya tanah. Barang siapa memperkerjakannya kepada kompeni dan menganiaya, saya doakan celaka, durhaka serta tidak punya umur untuk keturunannya.
KISAH 2
Pancakaki Sakawayana bubar dari Padjadjaran, maka Prabu Siliwangi berputra Batara Sangon Waya dan Sunan Tampogawa berputra Sunan Jati Langgeng, berputra Sunan Jati Wisesa, berputra Sunan Panggeng, berputra Subang Karancang, berputra Prabu Haris Bancana punya adik Prabu Liman Senjaya, beradik Prabu Tartomas Sembung, Prabu Liman Kencana,Prabu Liman Dawah, Prabu Ngerah, Prabu Tunggang beradik Prabu Payung Kancana, berputra Prabu Harimangun, Prabu Indang Kancana, Prabu Haji Mentri berputra Santawaan Lukta Panggung berputra Santawaan Jagabaya, berputra Ki Ngabehi Naya Manggala, berputra Ki Ngabehi Patra yang memegang Tapes Wates Cutak Sukawayana.
KISAH 3:
Sejarah Cihaur Manunggal muncul dari Jatining Pangeran, yakni Sang Ratu Sulton Sakti yang ada di Gunung Mandalawangi, Sang Ratu Wisesa yang ada di Curug Cimandiracun, Sang Ratu Taji Larang yang ada di Gunung Kuta, Sunan Guru Windu yang ada di Gunung Windu. Raden Aci Maya yang ada di hulu Cigunung Agung, Sang Ratu Aci Putih Maya Herang yang ada di gunung, Raden Sangiang yang ada di Gunung Picung, Raden Jayaw Wisesa yang ada di Sangiyang Tapak, Raden Antera yang yang ada di Sangiang Ngantrang, Pangeran Ujug Putih yang ada di Hulu Cipancar, Raden Maya Sakti yang ada di Bojong Gowong, Raden Maya Wisesa yang ada di Bojong Pulus, Raden Sangkan Jaya yang ada di Gunung Haruman, Raden Sangkan Herang yang ada di Gunung Leutik, raden Kanawati yang ada di Hulu Cikacang, raden Sunia Larang yang ada di Gunung Kaledong, Ratu Mandala Agung yang ada di Hulu Cipari. Pangeran Mangkubumi yang ada di Sarongge, Raden Manik Sakti yang ada di Hulu Cikembulan.

Sanghyang Denta Ismaya
Semar... Samar... Sir... Sirullah... Rahasia Allah..
Semar Ngejowantah..


Astagfirullah.. Astagfirullah
yang kasih den kasihing
yang wisesa jasmani
tangkal asihan ruhani
ratu asihan diaranan roh idhofi
dzat asih dzat ilham

Astagfirullah.. Astagfirullah
aran sira tandegan rasa
aran ingsun sang kulater
kun fayakun nara inten Allah
sopo iku kag gumilang
gilang ing giri soca
sujudan rukunana
ya ingsun Allah pasti rasa

Astagfirullah.. Astagfirullah
siraku menggang herang
ngir anu putih resma putih
ya ingsun sang tesma putih

Astagfirullah.. Astagfirullah
Allahumma wujud suci
pandita acina rasa
rasa sajatining hurip
dzat hilang hilangna kupanarima

Astagfirullah.. Astagfirullah
Allahumma wujud ilmu
nur suhud hayu gaiban ing Dzatullah
hayu gaiban hayu gaiban

3 komentar: